Sudah menjadi lumrah bahawa manusia akan didatangkan dengan pelbagai ujian. Ujian yang mendatang di dalam pelbagai bentuk, tetapi yang pasti tatkala ujian itu datang menjengah, pastinya kita akan mengeluh, merengek atau resah. Namun, di situlah akan tampak setinggi mana iman kita. Allah menurunkan cubaan kepadamu, agar Dia dapat menguji iman kita, kita engkau akan bersabar ataukah kita akan marah, dan adakah kita redha terhadap takdir Allah?
Firman-Nya di dalam Al-Quran Al- Karim tentang tuntutan sabar.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia mengkehendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur." (Asy-Syura: 32-33)
Allah SWT amat menyanjungi orang-orang yang sabar di dalam menghadapi dugaan...
"Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa." (Al-Baqarah: 177)
Dan Allah SWT juga amat mencintai orang-orang yang sabar...
"Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." (Ali Imran: 146)
Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipatgandakannya tanpa terhitung...
"Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (An-Nahl: 96)
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (Az-Zumar: 10)
Bahkan, keuntungan pada hari kiamat dan keselamatan dari neraka akan menjadi milik orang-orang yang sabar...
"Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan) : "Salamun 'alaikum bima shabartum." Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 23-24)
Benar. Semua ini merupakan balasan bagi orang-orang yang sabar di dalam menghadapi cubaan.
Berikut pula adalah sabda Baginda Rasulullah SAW mengenai sabar...
"Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya." (Riwayat Muslim)
Dari Sa'id bin Abi Waqqash RA , dia berkata: "Aku pernah bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling keras cubaannya?" Beliau menjawab: "Para nabi, kemudian orang pilihan dan orang pilihan lagi. Maka seseorang akan diuji menurut agamanya. Apabila agamanya merupakan (agama) yang kuat, maka cubaannya juga berat. Dan, apabila di dalam agamanya ada kelemahan, maka dia akan diuji menurut agamanya. Tidaklah cubaan menyusahkan seorang hamba sehingga ia meninggalkannya berjalan di atas bumi dan tidak ada satu kesalahan pun pada dirinya." (Riwayat At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimy dan Ahmad)
"Cubaan tetap akan menimpa ke atas diri orang mukmin dan mukminah, anak dan juga hartanya, sehingga dia bersua Allah dan pada dirinya tidak ada lagi satu kesalahan pun." (Isnadnya Hasan Sahih, ditakhrij At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Hakim)
"Tidaklah seorang Mukmin ditimpa sakit, letih, demam, sedih hingga kekhuatiran yang mengusiknya, melainkan Allah mengampuni kesalahan-kesalahan nya". (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Di dalam sebuah hadith qudsi
"Sesungguhnya Allah berfirman: "Apabila Aku menguji hamba-Ku (dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan menggantikan kedua matanya itu dengan Syurga." (Riwayat Bukhari)
Menurut Al-Hafidz di dalam Al-Fath, yang dimaksudkan dengan habibatain adalah dua hal yang dicintai. Sebab itu kedua mata merupakan anggota badan manusia yang paling dicintai. Sebab dengan tidak adanya kedua mata, penglihatannya menjadi hilang, sehingga dia tidak dapat melihat kebaikan sehingga membuatnya senang, dan tidak dapat melihat keburukan sehingga dia dapat menghindarinya.
Al-Fudhail bin Iyadh pernah mendengar seseorang mengadukan cubaan yang menimpanya. Maka dia berkata kepadanya. "Bagaimana mungkin engkau mengadukan yang merahmatimu kepada orang yang tidak memberikan rahmat kepadamu?"
Sebahagian ulama' Salaf yang soleh berkata: "Barangsiapa yang mengadukan musibah yang menimpanya, seakan-akan dia mengadukan Rabb-nya."
Tetapi pengaduan di atas merupakan gambaran penyesalan dan penderitaan kerana mendapat cubaan dari Allah, yang dilontarkan kepada orang yang tidak mampu mengubati, seperti kepada teman atau tetangga.
Abu-Darda' RA berkata: "Apabila Allah telah menetapkan suatu takdir, maka yang paling dicintai-Nya adalah meredhai takdir-Nya."
Perbaharuilah imanmu dengan lafaz la ilaha illallah dan carilah pahala di sisi Allah kerana cubaan yang menimpa kita. Sesungguhnya tidak ada taufik kecuali dari sisi Allah SWT.
"Cukuplah bagiku Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; kepada-Nya aku berserah diri, dan Dialah yang mempunyai Arasy yang besar".
(Surah At Taubah : 129)
Comments
Post a Comment